Saturday, March 28, 2009

Freedom of voice are being ripped apart piece by piece..


Series of undemocratic incidents that happened lately is a clear indication that the freedom of voice and expression are being torn to shred by those in power.

As we all know, in a month time to come, two Bukits and a Batang seems to be crucial for Barisan Nasional. Having lost 2 previous by elections in K.Terengganu and Permatang Pauh, to lose for the third time in a row is certainly not an option.

So, in order to recapture the two Bukits as well as keeping the Batang, the best thing to do is to restrain 'truth' from reaching out the voters. Massive crackdown in crippling down the opposition campaign started with the :

1) Ban of Harakah and Suara Keadilan for 3 months. The two most influentional alternative sources were denied publication starting 23rd March 2009 and likely to operate as usual by July 2009. I was shocked and sad to hear the news and the democracy lovers likewise. I just don't understand on what basis the act was taken and the reasons given for the cause totally unacceptable.

2) On the same day Harakah and Suara Keadilan were suspended, far away in the north, police force fired tear gas and water cannon to disperse and illegal gathering in Taman Ria,Sg Petani attended by PKR de facto, Anwar Ibrahim. The rally believed to be an illegal one as the organizer failed to get the 'permit'. The questions is what makes the police so arduous to grant a permit ??? In the name democracy every Malaysian are assured by the constitution to hold gatherings.

3) On the night 24th March 2009, Kg.Sungai Tinggi, Trong, were ambushed by hundreds of FRU and police forces. Clad in complete uniform and weapon, they arrived in about 15 red trucks. The presence of hundreds police personnel at every oppositions ceramahs and gatherings is hard to explain while the Barisan Nasional's functions normally left unmonitored. The kampungs' folk whose normally attend at any ceramahs is just to share information not to kill anyone.

4) And for today,28th March 2009, Kedah's State Police prohibit speech at public places in conjunction with the Bukit Selambau by election.

Act of desperadoes. Thats sums up the whole scenario. Newsletter are banned, ceramah were ambushed, so, what other left???

Sunday, March 22, 2009

Even Pope Benedict XVI opposes the use of condoms...


By the time I was concentrating looking out for materials to be posted, i was impressed to have a glance at a phrase read 'Vatican's Pope Benedict XVI announced his opposition to the use of condoms as a means to stop the spread of HIV.

The Pope's latest remarks on engaging the HIV/AIDS as being practiced by several European government and health professionals broke out controversy all around the world.While he was in Africa, Benedict told reporters that condoms "increase the problem" of AIDS as it leads to risky sexual behaviour.

Most of the western government and health experts labelled his comments as dangerous and irresponsible. According to them to use of condoms proved as the best tool to prevent HIV/AIDS from spreading.

Those on the opposing side also argue that condom use definitely decreases the spread of HIV and that no scientific evidence exists to suggest that their use may lead to risky behaviour and that their use saves lives.

As for Malaysia, the number HIV/AIDS positives increasing each year and still there is no vaccine to cure the disease. I still remember in 2005, when Ministry of Health planned to supply condoms and needle FOR FREE for the drug addicts with intention to lower down the number of HIV/AID positives. The move later received a strong objection by several parties and Islamic scholars.

In Islam, 'prevention is better than cure'.Islam stipulates “a system of life which is based on all good and is free from all evil”, safeguarding the individual, the family, and the society from social and moral ills. Muslims are required to not only practice virtue in their individual lives, but to enjoin others towards righteous conduct.

So what's your take on this?

Monday, March 9, 2009

Isu Penggunaan Kalimah Allah


(Artikel ini dipetik daripada blog Ust.Nasaruddin Tantawi)

Pengguna Kalimah Allah oleh Non Muslim .

Akhir - akhir ini isu penggunaan kalimah Allah semakin sensasi dan mencetus kontraversi malah turut mendapat ruang perbahasan di dalam parlimen . Hari ini pun , sejurus saya selesai menyampaikan kuliah Hadis di Akademi Ar Rasyidin , soalan yang sama ditimbulkan oleh salah seorang pelajar saya .

Bagi saya dan sesiapa sahaja yang pernah tinggal di negara arab seperti Mesir , Syria dan Jordan tentunya menjadi perkara biasa mendengar penganut agama kristian menyebut kalimah Allah swt . Bahkan mereka turut bersumpah dengan menggunakan kalimah Allah swt . Maksud saya penggunaan istilah atau kalimah Allah tidaklah menjadi polemik dikalangan ummat Islam di sana .

Mungkin kelihatan ganjil apabila ada beberapa pihak non muslim di negara ini mahu menggunakan kalimah Allah swt dalam penerbitan mereka , katalog mahupun signboard .

Saya pernah memasuki sebuah restoran di Tanta Mesir yang tertulis di dinding kedainya perkataan Allahu Yarhamuk atau maknanya Semoga Allah merahmatimu . Pada mulanya mati - mati saya sangka itu kedai muslim sehinggalah saya dimaklumkan oleh seorang sahabat arab yang belajar sekelas dengan saya bahawa kedai tempat saya makan itu adalah kedai milik seorang nasrani [ kristian ] .

Sepanjang masa saya berada di Mesir , tidak pula saya perasan wujud perbahasan mengenai penggunaan kalimah Allah dikalangan kristian meskipun Mesir adalah antara negara yang mempunyai ramai ulama' yang hebat dan tersohor .

Hukum Menggunakan Kalimah Allah oleh Non Muslim

Bagi menjelaskan perkara ini , saya melihat isu ini dari 2 sudut . Pertama dari sudut hukumnya secara tekstual sementara sudut kedua ialah dari aspek kemaslahatan yang perlu dilihat dari implikasi kepenggunaan kalimah Allah oleh Non Muslim dalam negara kita Malaysia .

Sudut pertama : Prinsip Hukum

Allah swt adalah Tuhan sekelian Alam . Tuhan kepada semua makhluk malah dialah Tuhan yang Mencipta segala suatu . Tuhan yang Maha Esa dan Memelihara makhluknya . Saya percaya perkara ini turut diyakini oleh mereka non muslim dalam negara ini terutama bekas agama samawi seperti kristian .

Malah hal ini diakui oleh al Quran apabila Allah swt berfirman dengan maksudnya :

“Dan sesungguhnya jika engkau (Wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: “siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu dia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya?” sudah tentu mereka akan menjawab: “Allah”. Ucapkanlah (Wahai Muhammad): “Alhamdulillah” (sebagai bersyukur disebabkan pengakuan mereka yang demikian), bahkan kebanyakan mereka tidak menggunakan akal (untuk memahami tauhid)

(Surah al-Ankabut ayat 63).

Dilihat daripada ayat di atas , jelas mereka juga mengaku bahawa Allah swt adalah Tuhan yang mencipta dan memelihara alam ini dengan segala isinya . Bahkan Allah swt tidak melarang atau membantah golongan non muslim ini menggunakan kalimah Allah swt sebaliknya menyuruh Nabi Muhammad saw bersyukur ekoran pengakuan tersebut .

Lalu saya berpendapat bahawa menggunakan Kalimah Allah swt sebagai tuhan yang mencipta oleh golongan non muslim tidaklah menjadi kesalahan .

Sebenarnya yang menjadi perbahasan sejak dulu oleh para ulamak bukan terhenti di atas penggunaan kalimah Allah swt tetapi bagaimana mereka menanggapi Allah swt . Ertinya yang dilarang ialah perbuatan mereka mensyirikkan Allah swt .

Menyebut dan menggunakan nama Allah swt pada tempat dan perkara yang tidak wajar dan tidak layak bagi Allah seperti mensyirikkannya maka ianya diharamkan . Sebagai contoh , Firman Allah swt yang bermaksud :

“Sesungguhnya telah kafirlah mereka yang berkata: “Bahawasanya Allah ialah salah satu dari yang tiga (triniti)”. padahal tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Tuhan Yang Maha Esa..

(Surah al-Maidah ayat 73).

Perkara yang terlarang berkait penggunaan kalimah Allah swt ialah perbuatan atau perkataan yang mensyirikkan Allah swt . Jika mereka menggunakan nama atau kalimah Allah dengan mengakui bahawa Allah adalah Tuhan yang berkuasa maka tiada salahnya meskipun dia seorang non - muslim .

Samalah isunya seperti Gobala Krishnan dan beberapa pemimpin cina DAP yang membaca ayat al Quran dalam ucapan mereka . Jika mereka membacanya dengan niat ingin memetik kebenaran yang terkandung di dalam ayat tersebut , kenapa kita mesti melarang atau menolak ? kecualilah dibaca dengan maksud menghina atau mempersenda . Jelas hukumnya haram dan kita wajib menegah siapa sahaja yang berbuat demikian meskipun ia seorang muslim , justeru menghina itu adalah salah [ dosa ] dan ditegah [ haram ] .

Sudut Kedua : Maslahah

Perkara yang berkait dengan kemaslahatan adalah suatu yang perlu disiasat oleh pihak berkuasa agama seperti Majlis Agama Islam , JAKIM , IKIM , Majlis Fatwa dan lain - lain badan berauthority . Sejauh mana penggunaan kalimah Allah itu mencetus keresahan dan mengundang polemik dikalangan rakyat yang berbilang kaum agar tidak tercetus perang yang tidak diingini .

Juga perlu dilihat kepada kesesuaian dan keperluan menggunakan kalimah Allah tersebut sebelum kita menjatuhkan hukum , apakah ia membawa maksud yang berbeza dari prinsip tauhid sehingga membawa maksud atau nilai yang salah terhadap KeEsaan Allah swt dan segala kesuciaannya .

Jika hasil siasatan memperlihatkan bahawa kepenggunaan nama Allah swt adalah kerana mahu turut sama menyebut bahawa Allah swt adalah tuhan yang sebenar dan Tuhan yang layak disembah maka tidak mengapa mereka menggunakannya . Namun jika hasil kajian dan siasatannya menunjukkan sikap yang jelas ingin mencetuskan kegelisahan atau keresahan dikalangan ummat Islam maka saya kira ianya wajar dihentikan . Apatah lagi membawa maksud mahu menghina agama Islam.

Kesimpulan

Hukum penggunaan kalimah Allah dilihat kepada bagaimana ia digunakan . Jika penggunaannya hanya bertujuan untuk merendah dan mempersenda agama Islam , maka ianya haram dan wajib ditentang habis - habisan sekalipun dilakukan oleh seorang muslim .

Sementara penggunaan yang positif untuk memberi pengiktirafan bahawa Allah adalah tuhan yang mencipta sebagaimana yang disebut oleh Allah swt di dalam al Quran maka ia dibenarkan oleh syara' sekalipun digunakan oleh non muslim .

Sunday, March 1, 2009

Tol oh Toll...


Keputusan kerajaan untuk beberapa ketika menangguhkan penguatkuasaan kenaikan harga tol di lima rangkaian lebuhraya dilihat sebagai satu langkah bijak.

Himpitan kewangan hidup akibat kemelesatan ekonomi dunia sedikit sebanyak memberi kesan terhadap kuasa beli isi rumah. Dengan penarikan keputusan tersebut, rakyat kini kembali menghela nafas lega untuk menempuh rutin harian tanpa perlu membayar tol pada harga yang lebih tinggi.

Tindakan kerajaan yang pada ketika ini memahami nasib rakyatnya, seharusnya dipuji dan diraikan tanpa sebarang prejudis. Islam tidak menggalakkan umatnya berburuk sangka kerana ada pihak beranggapan penggantungan keputusan tersebut bersifat 'ada udang di sebalik batu'.

Persoalannya ialah mengapakah ketika saat genting sebegini harga tol perlu dinaikkan? Atas rasional apakah keputusan tersebut diambil sebelum ini? Ketika hampir ratusan ribu bakal dan telah pun kehilangan pekerjaan, kerajaan perlu sensitif terhadap situasi semasa.

Hari ini 2 Mac 09 buletin TV3 1.30 tengahari melaporkan syarikat konsesi lebuhraya telah mengaut keuntungan bersih berjumlah billionan ringgit. Jadi apa perlu harga tol perlu dinaikkan secara tergesa-gesa tanpa mengambil berat sentimen kewangan rakyat ketika ini.

Kerajaan sepatutnya lebih bijak dalam membuat perjanjian konsesi tersebut agar kemaslahatan rakyat sentiasa dan terus terpelihara. Sebagai pihak yang berkuasa penuh dan berautoriti dalam menganugerahkan kontrak-kontrak melibatkan pembinaan lebuhraya, kerajaan perlulah memilih syarikat-syarikat yang prihatin terhadap nasib rakyat bukan hanya memikirkan untuk memenuhkan kantung dan tembolok mereka sahaja dengan menetapkan kenaikan harga tol yang berterusan.

Kalau ahli parlimen dan bekas menteri pun mengeluh tentang harga tol, ini kan pula orang awam. Maka berkata lah Dato' Seri Azmi Khalid
'Dulu masa jadi menteri tak pernah bayar tol, tak tahu berapa, tak pernah merasa. Tapi sekarang saya sangat merasai beban tol itu '